Selasa, 29 November 2011

CAHAYA YANG MENERANGI DENGAN PENGORBANAN DAN CINTA KASIH



(RESENSI BUKU GURU TANGGUH BERHATI CAHAYA)
OLEH : DIDI SURADI, M.Pd



Siapa yang tak kenal dengan Om Jay? Sapaan sayang dari Wijaya Kusuma. Dia sangat dikenal bak selebritis di dunia maya, khususnya di kalangan para blogger. Selain karena kepiawaiannya menuangkan ide dalam tulisan di blognya, juga beberapa tulisannya telah dicetak menjadi buku yang best seller. Salah satu buku yang harus dibaca oleh para pendidik di tanah air ini adalah guru tangguh berhati cahaya.

Buku yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Om Jay ini menuturkan berbagai permasalahan yang melanda dunia pendidikan. Mulai kendala yang dihadapi guru di dalam kelas sampai pada kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Sekilas pembahasan dalam buku ini nampak begitu luas dan kurang fokus. Namun pembaca dapat menarik satu benang merah melalui pesan yang disampaikan dari setiap kisah yang dituliskan di setiap bagiannya. Om Jay berusaha berbagi pengalaman dan pemikiran dengan para pembacanya. Misalnya pada bagian ujian nasional untuk siapa? Om Jay mengutarakan keberatan hatinya terhadap pelaksanaan ujian nasional. Menurutnya, pemerintah terlalu memaksakan kehendak tanpa memikirkan lebih jauh dampaknya terhadap psikologis peserta didik.
Secara tersirat Om Jay mengemukakan pelaksanaan ujian nasional sangat tidak rasional, sebab tujuannya untuk menentukan kelulusan bukan hanya sekedar pemetaan kualitas pendidikan. Akhirnya, meskipun ujian nasional terus berlangsung, namun kualitas pendidikan tetap saja timpang. Saat ini sekolah mengenal kasta, ada sekolah favorit, sekolah unggulan, sekolah bertaraf internasional dan sebagainya. Dan diantara kasta-kasta itu alat untuk mengukur kualitasnya sama, yaitu soal ujian nasional. Apakah ini rasional?
Hal lainnya yang dibahas dalam buku ini adalah pentingnya pendidikan karakter diberikan di sekolah. Sebab sekolah bukan hanya bertugas mencerdaskan otak tetapi juga watak. Pendidikan karakter yang diberikan disekolah harus menjadi school culture yang harus ditaati oleh setiap stakeholder sehingga menjadi sebuah kebiasaan atau habbit yang akan diterapkan jika mereka kembali ke lingkungan masyarakatnya. Lalu pendidikan karakter yang seperti apa yang harus diterapkan disetiap sekolah? Tentunya harus disesuaikan dengan visi dan misi yang diemban oleh sekolah tersebut.
Penulis juga memberikan beberapa tips kepada para guru. Misalnya, jadikan sekolah sebagai rumah kedua, refleksi sebelum tidur, menjadi pendidik yang humanis, menjadi guru ideal, dan agar belajar menjadi menyenangkan. Melalui tulisan ini Om Jay berusaha berbagi pengalaman pribadiya selama menjadi guru di labs school. Jika kita cermati, patutlah kita semua melakukan hal yang sama agar kualitas pendidikan di sekolah kita lebih baik.
Selanjutnya, pembaca akan dibekali sebuah kekuatan untuk tidak takut melakukan penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas. Om Jay menegaskan, menulis itu mudah. Jadi jangan pernah takut untuk menulis. Namun Om Jay juga mengingatkan, bahwa tak perlu menjadi plagiat pada saat menulis. Perlu ketelitian dalam mengutip karya orang lain.
Banyak lagi ilmu yang bisa kita dapatkan dari buku ini. Sayangnya, setiap bagian dari buku ini tidak disusun per kategori. Misalnya kategori guru dan tugas  kesehariannya, guru dan permasalahan kebijakan pendidikan, guru dan interaksinya dengan peserta didik, hak dan kewajiban guru, motivasi guru dan sebagainya. Namun secara keseluruhan isi buku ini sangat menarik dan layak dibaca oleh para guru. Selamat buat Om Jay, kami tunggu buku selanjutnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar