Selasa, 21 September 2010

Belajar dari Ustadz Yusuf Mansyur

Seorang ustadz bertanya pada santrinya, "Kekayaan itu dicari atau dipinta?". Para santri menjawab, "dicari......!"
"Jika kekayaan itu dicari, apakah kalian yang selama ini bekerja mencari rizki sudah kaya?" para santri terdiam.
Ada dua kunci mencari kekayaan, yaitu : pada malam hari kita diharuskan meminta melalui tahajud. Meminta apa saja, jika kita miskin dan minta kaya, maka Allah akan memberikan kekayaan itu. Jika kita banyak hutang dan ingin segera lunas, maka Allah akan membantu melunasi hutang itu. Jika kita sedang dilanda kesulitan dan meminta jalan keluar, maka Allah akan menunjukkan jalan keluar. Prinsipnya, apa saja yang diminta Allah pasti akam memberikan. Lalu yang kedua, pada siang hari kita diwajibkan mencari dengan jalan halal dan baik. Dan satu hal lagi, sempurnakan dengan memberikan sedekah.

Mudik 2010

Alhamdulillah, tahun ini bisa mudik lagi.
Setelah dua tahun gak mudik, ternyata banyak yang berubah di kampung halaman. Rumah oyot (nenek) kelihatan lebih bersih dan rapi karena sebelumnya di renovasi kecil-kecilan oleh bapak. Tapi oyot tahun ini kelihatan sangat tua, nafasnya selalu terengah-engah, hari-harinya lebih banyak di tempat tidur. Gak kelihatan semangat di dapur seperti tahun-tahun sebelumnya. Bercanda dengan buyut-buyutnya pun sekedarnya saja.
Ya Allah, panjangkan umur kami dan nenek kami ini agar tahun depan kami bisa bisa mudik kembali ke rumah ini.
Sebetulnya repot juga mudik dengan 4 anak yang masih kecil-kecil. Perlengkapan yang kami bawapun sangat banyak. Satu tas koper dan satu tas gendong, semua penuh. Gak kebayang gimana suasana dalam mobil. Untungnya kami bisa sewa mobil dan perjalanan dilakukan pada malam hari, jadi beban agak berkurang. Anak-anak lebih banyak tidur daripada bercanda.
Banyak pengalaman menarik, ada pengalaman budaya, pengalaman religi dan pengalaman rohani lainnya.
Di Bongas (nama kampung halaman kami) sekarang banyak swalayan. Toko-toko sederhana yang biasanya kami kunjungi kini sepi. tukang jajanan pun jarang kami temui, susah cari serabi, gado-gado, karedok dan lainnya.
Kemana pula becak? tak satupun kami melihat ada becak. padahal dahulu becak itu tumpangan favorit kami jika pulang kampung. (masih dilanjutkan)